Demo Blog

Ketagihan BF dan Masturb

by d0ntcry on Nov.22, 2009, under

SAYA pria berusia 25 tahun. Saat usia 17 tahun, saya diajak teman nonton blue film ( BF ). Sejak itu, saya jadi ketagihan. Untuk menyalurkan saya memilih masturbasi. Akankah kebiasaan itu berlanjut hingga menikah? Bagaimana menghilangkan kebiasaan tersebut?

Dudi, Surabaya

Sebagian besar pemuda pernah nonton BF atau berpengalaman melakukan masturbasi. Tapi, jika sampai ketagihan, apapun jenis / untuk aktivitasnya, ada potensi merugikan.

Faktor hormonal orang muda memang berada pada kondisi tertinggi. Ditambah adanya waktu senggang dan fasilitas, aktivitas seksual sering jadi pelarian. Aktifitas seksual kadang juga jadi pelampiasan atas kesulitan yang dihadapi. Tentu, itu bukan cara yang tepat. Ketika pikiran lebih banyak terpapar materi erotis, termasuk menonton BF dan masturbasi, gairah dan opsesi seks akan menggelora. Sebaliknya, pikiran kreatif menjadi tidak optimal. Dampaknya, waktu untuk berkarya dan mengejar prestasi berkurang karena sibuk dengan BF dan maturbasi.

Dalam tinjauan hormonal, masturbasi terjadi antara lain karena kadar hormon testosteron kian baik semenjak masa puber. Hormon testosteron menyebabkan perkembangan organ reproduksi, produksi sperma, timbulnya gairah seks, tumbuhnya rambut terkait penanda seks, dan ketertarikan secara seksual. Sebagai individu dewasa, seseorang diharapkan bisa mengontrol gairah seks tersebut, sehingga tidak memicu terjadinya masalah yang merugikan.

Salah satu cara untuk mengatasi ketagihan nonton bokep dan masturbasi adalah menyibukkan diri dengan kegiatan yang bersifat prestasi. Selain itu, paparan erotis harus dikurangi. Sibukkan dengan belajar, olahraga, aktivitas sosial dan aktivitas lain yang bermanfaat.

Film Biru (BF) secara substansi hanya menonjolkan unsur erotis dan eksploitasi seks, tanpa menjunjung tingi nilai kemanusiaan. Konsep yang benar adalah hubungan seks merupakan manifestasi kasih sayang suami istri sebagai anugerah dari Tuhan dengan nilai holistik dan terhormat.

Yang terlihat dalam BF itu lebih pantas disebut kopulasi, bukan koitus yang memiliki “luhur”. Sebab, dalam BF hanya terjadi interaksi yang bersifat fisik.

Fakta lainnya, dalam pembuatan BF, dipilih pelaku dengan kriteria super dan digunakan teknik rekayasa. Dengan demikian, jika tidak cermat, bisa timbul pemahaman yang salah. Beberapa dampak merugikan akibat kegemaran nonton BF, antara lain, rentan melakukan pelanggaran seks. Diantaranya, pemerkosaan, pelecehan seks, dan tindakan seksual.

Sementara, jika kebiasaan masturbasi berlanjut sampai pernikahan, pasangan bisa tersinggung/marah. Selain itu, ada kemungkinan kesulitan mendapatkan kepuasan seks dengan pasangan, karena terlalu senang dengan masturbasi.

Perilaku masturbasi yang masih terjadi pada pasangan suami istri, dalam beberapa keadaan, memang memungkinkan. Misalnya, istri yang berhalangan serius untuk jangka waktu lama. Satu hal, JANGAN KETAGIHAN !!!!

Sumber : Dr dr Hudi Winarso SpAnd Mkes (RSUD dr Soetomo Surabaya)

JAWA POS Jumat 3 Juli 2009
0 komentar more...

0 komentar

Looking for something beib?

Use the form below to search the site:

Still not finding what you're looking for? Drop a comment on a post or contact us so we can take care of it!